• RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

Laptop bisa sebabkan kanker kulit !

Aktivitas yang tidak mengenal waktu dan tempat membuat banyak orang membutuhkan laptop untuk bekerja. Jika lokasinya tidak memungkinkan, tak jarang orang memangku laptopnya ketika bekerja.

Kebiasaan ini ternyata membahayakan kulit karena bisa menyebabkan 'sindrom kulit terbakar'. Menurut laporan medis, seperti dikutip dari physorg, gejala 'sindrom kulit terbakar' adalah bintik-bintik yang tidak biasa yang disebabkan paparan panas dalam waktu yang lama.

Salah satu kasus yang baru terjadi baru-baru ini terjadi pada bocah 12 tahun. Anak laki-laki itu mengalami perubahan warna kulit di paha kirinya setelah bermain game komputer beberapa jam setiap hari selama beberapa bulan.

Akibat yang sama juga dialami oleh mahasiswi hukum di Virginia, Amerika Serikat. Hal ini sampai-sampai membingungkan dr.Kimberley Salkey, dokter yang merawat mahasiswi ini hingga ia mengetahui bahwa sang mahasiswi menghabiskan enam jam sehari bekerja menggunakan laptop di pahanya.

Kondisi seperti ini juga bisa terjadi jika memangku sesuatu yang panas namun tidak cukup panas untuk membakar kulit. Secara umum hal ini bisa menyebabkan kulit menjadi gelap secara permanen. Bahkan menurut Salkey, asisten profesor dermatolog di Eastern Virginia Medical School, Amerika Serikat, mengatakan bahwa jika dilihat melalui mikroskop, 'sindrom kulit terbakar' menyerupai kulit terbakar karena sinar matahari dalam jangka panjang.

Dalam beberapa kasus yang jarang, 'sindrom kulit terbakar' bisa menyebabkan kanker kulit, menurut peneliti dari University Hospital Basel, Swiss, Dr. Andreas Arnold dan Peter Itin. Mereka menyarankan untuk meletakkan perantara jika harus memangku laptop.

Bukan Anda saja yang harus mewaspadai sindrom ini. Meskipun paha pria jarang dipamerkan, namun bagi pria 'sindrom kulit terbakar' bisa mengurangi produksi sperma. Oleh karena itu, jangan lupa untuk memperingatkan pasangan Anda.


sumber : kaskus 

Memulihkan tenaga cukup 5 menit

Siapa yang sering merasa ngantuk sesudah makan siang atau menjelang pukul 3 sore? Jangan-jangan, sebagian besar dari kita akan mengangkat tangan.

Mengantuk di siang hari, menurut Hiromi Shinya, adalah hal yang wajar. Penyebabnya adalah enzim kita banyak digunakan saat bangun dan beraktivitas.

Jika tubuh sudah memberi sinyal demikian, dengarkanlah. Jangan abaikan karena alasan apa pun. Jangan juga khawatir pekerjaan tertunda. Sebab, untuk memulihkan tenaga, kita cuma perlu waktu 5 menit.

Untuk kita terapkan, carilah tempat di mana kita tidak akan diganggu. Setelah itu, tarik napas dalam-dalam dan lemaskan seluruh otot tubuh. Kalau memang mengantuk, tidur saja.

Shinya menyebut tidur siang sejenak ini sebagai power nap. Sebab, hanya dalam waktu 5 menit atau paling banyak 30 menit, kita pasti akan terbangun dengan kekuatan penuh. Istirahat singkat, menurut penulis buku Miracle of Enzyme itu, mengizinkan tubuh melakukan homestatis atau pemulihan diri. Walhasil, kinerja kita di sesi selanjutnya akan berlangsung dengan lebih efektif.


"Jangan khawatir pekerjaan tertunda. Sebab, untuk memulihkan tenaga, kita cuma perlu waktu 5 menit"

sumber: kaskus

Jangan tunggu haus untuk minum !!

Kebanyakan orang akan minum air saat merasa haus. Namun, sebaiknya jangan lagi menunggu rasa haus datang untuk meminum air karena jika sudah merasa haus itu sinyal tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan air.

Peranan air sangat penting bagi manusia, bahkan bisa disetarakan dengan kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi lain. Hal ini karena air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia.

Selama satu hari, jumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh dengan kondisi normal melalui air seni, buang air besar, keringat, dan saluran napas sekitar 2 liter atau 8 gelas. Oleh karena itu, air yang dibutuhkan untuk mengganti cairan dalam tubuh jumlahnya harus sama atau bahkan lebih.

"Jangan pernah malas minum air dan jangan tunggu haus dulu baru minum," kata Dr Samuel Oentoro, M.S.,SpGK., ahli gizi klinik FKUI-RSCM, dalam acara Anugerah Abikarya Syandana 'Air adalah kebaikan alam dan manfaatnya bagi tubuh' di Rumah Imam Bondjol, Menteng, Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Dr Samuel menjelaskan, saat merasa haus sebenarnya tubuh sudah mulai kekurangan air sebanyak 1 persen. Kekurangan air 1-2 persen saja bisa membuat tubuh merasa letih, lemah, mengganggu konsentrasi dan kemampuan berpikir.

"Asal tahu saja, kandungan air terbanyak dalam tubuh ada di otak, karena 80-85 persen sel otak terdiri dari air. Jadi ketika Anda kekurangan air 1 persen saja saat haus, daya pikir di otak mulai terganggu. Bukan sulit, tetapi menjadi lebih berat untuk berpikir," jelas Dr Samuel yang juga berpraktik di Semanggi Spesialist Clinic.

Selanjutnya ketika kekurangan 4-6 persen air, tubuh akan mengalami kelemahan yang berat, pucat, selaput lendir di mulut benar-benar kering, buang air kecil berkurang dan kesadaran menjadi gelisah.

Dan apabila mencapai 10 persen, kesadaran tubuh sudah tidak merespons (unresponsive), buang air kecil tidak ada (anuria), muka terlihat kelabu, tekanan darah menurun, nadi sangat cepat dan pelan, yang semuanya bisa berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal.

"Kurang minum air bisa berakibat fatal untuk tubuh, jadi banyak-banyaklah minum air. Kelebihan air juga bisa berakibat fatal, tapi selama Anda masih minum melalui mulut dan bukan infus, saya yakin tubuh Anda tidak akan kelebihan air, karena belum apa-apa Anda sudah merasa begah (perut terasa penuh)," jelas Dr Samuel.

Menurut Dr Samuel, sangat mudah untuk mendeteksi bahwa tubuh mulai kekurangan air, yaitu ketika tubuh memberikan sinyal untuk segera minum. Sinyal tubuh untuk minum berbeda dengan rasa haus, kondisi ini biasanya terjadi sebelum Anda merasa haus.

Selain itu, Dr Samuel juga mengingatkan untuk selalu memperhatikan warna urine setiap kali buang air kecil.

"Kalau ke toilet, selalu perhatikan warna urine Anda, kalau warnanya bening atau kuning muda maka status air di tubuh masih bagus. Tapi kalau warnanya kuning pekat atau kecoklatan, tandanya tubuh mengalami dehidrasi. Segeralah minum untuk mengimbanginya," kata Dr Samuel.
"Selama satu hari, jumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh dengan kondisi normal melalui air seni, buang air besar, keringat, dan saluran napas sekitar 2 liter atau 8 gelas. Oleh karena itu, air yang dibutuhkan untuk mengganti cairan dalam tubuh jumlahnya harus sama atau bahkan lebih".

sumber : kaskus